Rabu, 28 Desember 2011

Tarian Eksotik Mola-mola di Nusa Penida

Tidak lama lagi perairan di sekitar Nusa Penida akan dipenuhi oleh para penyelam dari manca negara. Hal ini bukan karena ada event besar tertentu di Nusa Penida, tetapi karena musim mola-mola telah tiba. Diperkirakan Mola-mola sudah dapat terlihat diperairan Nusa Penida pada bulan Juni mendatang. Bahkan minggu lalu sudah ada penyelam yang melihat keberadaan mola-mola di sekitar crystal bay.

Laut disekitar Nusa Penida memang dikenal memiliki keanekaragaman hayati laut yang sangat menarik. Itu sebabnya, setiap tahun, puluhan ribu penyelam datang dari penjuru dunia untuk menikmati keindahan bawah laut Nusa Penida. Disamping terumbu karang yang berwarna-warni dengan aneka jenis ikan karang, perairan Nusa Penida juga rumah bagi hewan laut langka seperti pari manta (manta ray), penyu (sea turtle), paus dan lumba-lumba (cetacean).


Ikan Mola-mola

Namun di antara semuanya itu, ikan mola-mola (oceanic sunfish) merupakan hewan laut yang fenomenal dan menjadi icon bagi dunia bawah laut Nusa Penida. Bentuknya yang unik, besar di bagian kepala dengan mata jenaka dan dua sirip yang menjulang seperti tanpa ekor sangat menarik bagi para penyelam. Terlebih ketika mola-mola mendongakan kepalanya dan merentangkan kedua siripnya seperti layaknya sedang melakukan tarian penyambutan bagi para penyelam.

Mola-mola kerap muncul di perairan Nusa Penida sekitar bulan Juli – September setiap tahunnya. Dua titik penyelaman favorit dimana mola-mola biasa dijumpai yaitu Blue Corner dan Crystal Bay. Sering mola-mola dijumpai bergerombol 2 sampai 8 ekor. Namun beberapa penyelam mengatakan bahwa mereka juga sesekali melihat mola-mola di titik penyelaman yang lain pada bulan Desember atau Januari.

Tidak banyak penelitian yang telah dilakukan terhadap mola-mola sampai saat ini. Nama mola-mola sendiri berasal dari bahasa latin yaitu Molidae, karena mola-mola termasuk kedalam keluarga (family) Molidae. Mola-mola ini berada pada ordo yang sama dengan ikan buntal (boxfish) yaitu tetraondoniformes.

Mola-mola dapat dijumpai pada perairan dengan kedalaman 30 – 150 meter, bahkan 500 meter. Mola-mola juga disebut oceanic sunfish karena mola-mola kerap dijumpai “berjemur”di lautan terbuka yang dangkal untuk mendapatkan panas matahari sebagai adaptasi suhu tubuh setelah berada lama di perairan dalam. Keberadaan dan distribusi mola-mola juga dikaitkan dengan keberadaan makanan (nutrient) pada musim-musim tertentu.

Terancam

Sejauh ini ada tiga jenis mola-mola yang telah ditemukan yaitu Sharp-tailed mola (Masturus lanceolatus) yang memiliki ekor agak panjang dan pipih, Slender mola (Ranzania laevis) yang memiliki ekor dan bentuk tubuh seperti silinder dengan ukuran badan beberapa puluh centimeter saja, dan Rountailed mola (Mola-mola) yang memiliki ekor membulat. Jenis yang terakhir inilah yang dijumpai di Nusa Penida.

Walaupun sangat menarik dan merupakan aset penting pariwisata bahari, keberadaan mola-mola bukan tanpa ancaman. Sering didapati, secara tak sengaja mola-mola mati akibat terjerat pancing dan jaring (by catch). Jumlah penyelam yang terlalu banyak, dan kadang “memaksa” untuk mengambil gambar bersama mola-mola dengan jarak yang terlalu dekat juga mengusik keberadaan mola-mola. Bahkan beberapa mola-mola dijumpai mati akibat menelan plastik yang mereka kira ubur-ubur sebagai makanannya.

Jika ingin pariwisata bahari di Bali, khususnya Nusa Penida dapat terus dipertahankan, diperlukan kerjasama berbagai pihak untuk mengatur pariwisata bahari di Nusa Penida sekaligus menjaga keberadaan mola-mola dan hewan laut lainnya.

Saat ini, The Nature Conservancy (TNC) bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten Klungkung, masyarakat, pengusaha pariwisata dan mitra lainnya saat ini dalam proses awal membangun sebuah Kawasan Konservasi Laut (KKL) di Nusa Penida. Tujuan dari KKL ini adalah untuk melestarikan sumberdaya hayati laut Nusa Penida termasuk mola-mola. Pengaturan wisata bahari Nusa Penida melalui code of conduct akan merupakan bagian dari rencana pengelolaan (management plan) jangka panjang KKL Nusa Penida.

Dengan KKL Nusa Penida, harapannya sumberdaya hayati laut termasuk mola-mola akan dapat terjaga dan pariwisata bahari dapat terus berkelanjutan yang merupakan salah satu sumber matapencaharian utama masyarakat Nusa Penida. Terlenih dari itu, para penyelam dari mancanegara dapat terus menikmati tarian eksotih mola-mola di perairan Nusa Penida.


Sumber :
Marthen Welly
http://netsains.com/2008/09/tarian-eksotik-mola-mola-di-nusa-penida/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar